RENUNGAN MALAM
Teladan Rasulullah S.A.W
Ada kalanya kita merasa jenuh, ada saatnya kita ingin melepas
kegundahan.Ingin berbagi cerita,karena dengan bercerita, ada kepuasan batin
dan nilai positif yang bisa di dapat. Bercerita juga bisa menyadarkan kita atas
kesalahan -
kesalahan kita, sehingga kita bisa memperbaikinya. Tapi, ga semua orang - orang
terdekat kita bisa menerima dan mendengarkan cerita atas kegundahan kita,
tidak mudah untuk mereka bisa menjadi pendengar yang baik.
Tidak mudah juga bagi orang lain menerima kesalahan yg telah kita lakukan. Kadang kita cuma bisa melihat
kesalahan orang lain dan tidak bisa membantu untuk menyadarkannya. Bahkan tidak
sedikit dari kita yang setelah mengetahui kesalahan orang lain, kita malah
menjauhinya, walau secara tidak kita sadari orang tersebut telah manyadari
kesalahannya dengan dia bercerita. Bagaimana org yang salah bisa memperbaikinya
kalau kita cuma lihat kesalahannya tanpa mensuport dia untuk memperbaikinya.
Bagaimana dengan Rosul yang sering di hujat pada waktu itu, apakah Beliau
merasa tersakiti?, merasa terhina? Tidak sama sekali. Justru yang Beliau lakukan
terus dan terus mengingatkan atas kesalahan dan kesesatan kaum-Nya. Yang Beliau lakukanpun bukan
karna Beliau seorang Nabi, yang Beliau lakukan karna Beliau juga seorang manusia. Dan setiap
manusia pasti bisa melakukan itu, Beliau hanya mencontohkan. Siapa lagi yang
pantas kita contoh kalau bukan Beliau?. Semua budi pekerti, kesederhanaan,
kebijaksanaan...Beliau sdh contohkan.
Tapi kadang kita menganggap itu
semua kuno, kita hanya berasumsi karena beliau seorang Rosul. Itu yang sering
kita dengar, kadang kita lebih bangga mengikuti jejak orang - orang yg berhasil dan
sukses tanpa mau tahu cara mereka mendapatkannya.
Bahkan kita sering
lupa kebahagiaan sesungguhnya ada di dalam hati, hati yg kecil di dlm jiwa
kita yang orang lain tidak tahu. Di dunia ini ada orang yang kaya dan miskin,
apakah orang yang kaya selalu bahagia??. Dan apakah yang miskin bukan orang yang
bahagia??. Cuma mereka yang tahu, karna merasakannya. Karna kebahagiaan cuma bisa
di rasakan dalam hati,dan kebahagiaan juga relatif untuk setiap orang.
Ga ada maksud menggurui, cuma celoteh orang bodoh yang banyak khilaf.
"Selamat beristirahat dan semoga selalu dalam lindunganNya"
"dikutip dari kicauan seorang sahabat"
No comments:
Post a Comment